
Letak dan Sebaran:
Berbeda dengan candi-candi yang terpusat di satu lokasi, candi Nganjuk lebih merupakan sebuah “lanskap candi” yang tersebar di beberapa kecamatan. Beberapa lokasi penting yang menyimpan peninggalan candi antara lain:
- Candi Lor (Desa Candirejo, Kecamatan Loceret): Candi Lor merupakan salah satu candi yang paling terkenal di Nganjuk. Terbuat dari batu andesit, candi ini memiliki struktur yang relatif utuh dan diperkirakan berasal dari abad ke-10 Masehi, pada masa Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur. Relief dan arca yang ditemukan di Candi Lor mengindikasikan adanya pemujaan terhadap Dewa Siwa.
- Situs Semen (Kecamatan Semen): Di wilayah ini, ditemukan berbagai artefak seperti arca, fragmen bangunan candi, dan struktur bata kuno. Penemuan ini menunjukkan bahwa Situs Semen merupakan lokasi penting dengan aktivitas keagamaan dan pemukiman di masa lalu.
- Situs Kweden (Kecamatan Rejoso): Situs Kweden juga menyimpan potensi arkeologi yang cukup besar. Meskipun belum banyak diekskavasi, temuan awal menunjukkan adanya struktur bangunan kuno yang kemungkinan terkait dengan kompleks percandian.
Sejarah dan Latar Belakang:
Candi-candi di Nganjuk diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur, yang kemudian dilanjutkan oleh Kerajaan Kediri. Keberadaan candi-candi ini mengindikasikan bahwa wilayah Nganjuk memiliki peran penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan keagamaan pada masa itu.
Keterkaitan dengan Kerajaan Kediri sangat kuat, mengingat Nganjuk merupakan wilayah yang strategis secara geografis dan memiliki sumber daya alam yang melimpah. Candi-candi ini kemungkinan dibangun sebagai pusat keagamaan, tempat pemujaan, dan simbol kekuasaan kerajaan.
Karakteristik Arsitektur dan Seni:
Secara umum, arsitektur candi-candi di Nganjuk memiliki ciri khas bangunan Jawa Timur pada masanya. Beberapa ciri tersebut antara lain:
- Penggunaan batu andesit sebagai bahan utama.
- Bentuk bangunan yang ramping dan menjulang.
- Relief dan arca yang menggambarkan ajaran Hindu dan Buddha, serta kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu.
- Motif-motif hias yang khas, seperti kala-makara, sulur-suluran, dan motif geometris.
Signifikansi dan Pelestarian:
Candi-candi di Nganjuk memiliki nilai penting dalam memahami sejarah dan kebudayaan Jawa Timur. Keberadaan candi-candi ini memberikan bukti tentang perkembangan peradaban Hindu-Buddha, interaksi antar wilayah, dan kehidupan sosial masyarakat pada masa lalu.
Sayangnya, beberapa candi di Nganjuk masih memerlukan perhatian lebih dalam hal pelestarian. Erosi alam, aktivitas pertanian, dan vandalisme menjadi ancaman bagi kelestarian candi-candi ini. Upaya pelestarian yang komprehensif, melibatkan pemerintah, masyarakat, dan para ahli arkeologi, sangat diperlukan untuk menjaga warisan budaya ini.
Potensi Wisata dan Edukasi:
Selain nilai sejarah dan arkeologinya, candi-candi di Nganjuk juga memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata dan sumber edukasi. Pengembangan infrastruktur yang memadai, penyediaan informasi yang akurat, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian candi dapat meningkatkan potensi wisata dan edukasi di wilayah Nganjuk.
Dengan pengelolaan yang baik, candi Nganjuk dapat menjadi destinasi wisata budaya yang menarik, serta pusat studi sejarah dan arkeologi yang berharga bagi generasi mendatang. Candi-candi ini tidak hanya menjadi saksi bisu masa lalu, tetapi juga jembatan yang menghubungkan kita dengan akar budaya dan peradaban bangsa.
Kesimpulan:
Candi Nganjuk merupakan aset budaya yang berharga bagi Indonesia. Melalui penelitian, pelestarian, dan pengembangan yang berkelanjutan, kita dapat mengungkap lebih banyak tentang sejarah dan kebudayaan masa lalu, serta meningkatkan potensi wisata dan edukasi di wilayah Nganjuk. Dengan demikian, warisan budaya ini dapat terus lestari dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
 
					















Tinggalkan komentar